New Delhi – Sistem pertahanan udara Spyder Israel
muncul terdepan sebagai pemasok kebutuhan Angkatan Darat India, untuk
Sistem pertahanan udara reaksi cepat India dalam menghadapi pesawat
musuh dan kendaraan udara tak berawak. Program Short-Range
Surface-to-Air Missile (SRSAM) yang dimulai pada 2011, memasuki tahap
seleksi akhir yang akan membawa kontrak senilai lebih dari Rs 18.000
crore.
Sumber mengatakan bahwa sistem Spyder – diproduksi oleh Rafael
Advanced Systems – adalah pemenang dari pesaingnya dari Swedia dan
Rusia, yang tidak mampu perform saat dilakukan uji teknis oleh Angkatan
Darat India, tahun lalu.
Ketika perusahaan Rosoboronexport (Rusia) dan SAAB (Swedia) tidak
bisa memenuhi yang ditetapkan, sistem rudal Spyder bisa maju ke depan
untuk tahap berikutnya, yakni pembukaan penawaran harga. Spyder telah
dipesan oleh Angkatan Udara India dan telah ditugaskan untuk melindungi
bidang udara sensitif di sepanjang perbatasan India.
Proyek SRSAM Angkatan Darat India, sempat mengalami beberapa
penundaan dan telah berjalan selama lebih dari lima tahun. Angkatan
Darat secara terpisah memesan sistem SAM Akash buatan India, tapi ini
sistem ini akan bertugas terutama untuk perlindungan unit statis atau
defensif, karena memiliki mobilitas terbatas serta waktu reaksi yang
lebih besar untuk menghadapi serangan masuk.
Meski ada dorongan dari publik India, untuk pembelian unit tambahan
SAM Akash India, namun proyek Sistem pertahanan udara Spyder Israel ini,
juga yang akan menciptakan pekerjaan untuk industri swasta India.
Offset yang terlibat dalam proyek itu bernilai Rs 6.000 crore, yang akan
diinvestasikan ke usaha patungan dan fasilitas produksi di India.
Angkatan Darat membutuhkan setidaknya dua resimen dari SRSAM yang akan
mencakup sebanyak 1.800 rudal. Hal ini juga mengharuskan perusahaan
pemenang untuk mentransfer teknologi ke India untuk memproduksi sistem
Spider.
Sypder Tulang Punggung Pertahanan Udara AD India:
Komentar
Posting Komentar